UNJA Gelat Seminar Nasional Bedah Buku Ungkap Mitos Dan Fakta Industri Sawit Indonesia Bekerjasama Dengan BPDP Dan PASPI -->

UNJA Gelat Seminar Nasional Bedah Buku Ungkap Mitos Dan Fakta Industri Sawit Indonesia Bekerjasama Dengan BPDP Dan PASPI

Pikiran Rakyat Jambi
Kamis, November 06, 2025

Pikiranrakyatjambi.com.Mendalo – (5/11/2025)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (FEB UNJA) melalui Program Studi Ekonomi Pembangunan, bekerja sama dengan BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) dan PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute), sukses menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Mitos Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat”.
Kegiatan yang digelar di Ruang Seminar 5.2 Lantai 5 Gedung B Hexagonal ini dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, dan praktisi industri sawit dari berbagai daerah. Acara berlangsung dengan penuh antusiasme dan menjadi forum akademik penting untuk membedah secara ilmiah isu-isu global seputar industri kelapa sawit Indonesia.
 
Dalam sambutannya, Dr. Hj. Erni Achmad, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara HIMA EP dan PASPI. Beliau menekankan bahwa industri sawit merupakan sektor prospektif yang masih memerlukan dukungan kebijakan pemerintah, khususnya dalam aspek hilirisasi.
“Buku ini hadir di tengah perdebatan global antara mitos dan fakta. Melalui karya ini, para penulis berupaya menjelaskan sawit dalam konteks ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hilirisasi adalah tantangan besar yang membutuhkan perhatian serius,” ujar Dr. Erni.
Sementara itu, Dr. Sigit Indrawijaya, S.E., M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FEB UNJA, mewakili Dekan dalam sambutan kedua. Beliau menyampaikan bahwa sawit tidak hanya penting bagi kebutuhan pangan tetapi juga energi.

“Permintaan sawit global masih sangat tinggi. Semoga kegiatan ini memberi wawasan baru bagi mahasiswa tentang potensi besar sawit, terutama bagi Provinsi Jambi yang merupakan salah satu penghasil utama,” ujarnya sekaligus membuka acara secara resmi.
Pemaparan Utama: Industri Sawit Sebagai Solusi, Bukan Masalah

Zaid Burhan Ibrahim selaku Plt. Direktur Hukum dan Kerja Sama BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) menyampaikan dalam keynote speech bahwa Universitas Jambi merupakan universitas ke-18 diselenggarakannya kegiatan bedah dan diseminasi buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat. Kegiatan ini diharapkan menjadi sebuah forum akademik yang mempertemukan riset, data, dan advokasi dalam upaya membangun pemahaman yang objektif tentang industri sawit Indonesia.

“Sawit bukan bagian dari masalah lingkungan, melainkan bagian solusi masa depan. Program biodiesel sawit merupakan bukti nyata kontribusi industri ini terhadap kemandirian energi dan penurunan emisi karbon. Melalui penerapan mandatori B35 dan langkah menuju B40, Indonesia berhasil mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, menurunkan emisi gas rumah kaca, serta menciptakan permintaan domestik yang stabil bagi petani,” jelasnya.

Sebagai lembaga pengelola dana sawit, BPDP memiliki program yang sepenuhnya dikembalikan untuk mendukung pengembangan sektor ini melalui berbagai program strategis, diantaranya beasiswa pendidikan, riset, serta bantuan sarana dan prasarana. Pada tahun 2025, sebanyak 4.000 mahasiswa telah menerima beasiswa sawit BPDP di seluruh Indonesia.
Bedah Buku “Mitos dan Fakta Industri Sawit”
Buku edisi keempat ini disusun oleh PASPI yang diketuai oleh oleh Dr. Ir. Tungkot Sipayung selaku Direktur Eksekutif PASPI. Ia menjelaskan bahwa Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Dominasi minyak sawit di pasar global telah melahirkan persaingan antar minyak nabati. Keunggulan minyak sawit karena produktivitas yang tinggi membuat harganya relatif kompetitif (lebih murah) dibandingkan minyak nabati lainnya. Hal tersebut telah merubah peta persaingan menjadi non-price competition yang ditunjukkan dengan penyebaran berbagai isu lingkungan, kesehatan, sosial yang menyudutkan minyak sawit. 

“Industri sawit kontribusi signifikan terhadap ekonomi misalnya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan sumber devisa. Ada 2,6 juta rumah tangga petani dan 16,5 juta tenaga kerja yang bergantung pada sektor ini. Sawit juga memiliki peran ekologi sebagai “paru-paru” ekosistem. Dan dibandingkan minyak nabati lain, sawit relatif lebih ramah lingkungan karena hemat lahan, hemat emisi, hemat polutan, dan rendah biodiversity loss” ungkapnya.
Buku ini juga membantah berbagai mitos dan isu negatif yang menyudutkan sawit dengan menyajikan data ilmiah dan merangkum berbagai riset penelitian independen yang dihasilkan oleh peneliti di dalam negeri maupun peneliti internasional

Pandangan Para Pembahas
Prof. Dr. H. Syamsyulrijal Tan, S.E., M.A. (Aspek Ekonomi) menyoroti peran sawit sebagai sektor strategis penyumbang utama PDB Indonesia, terutama dari subsektor perkebunan. Ia menyebutkan bahwa Jambi menempati posisi ke-6 sebagai penghasil sawit terbesar nasional, meskipun pertumbuhan ekonominya masih perlu didorong agar manfaat sawit lebih merata di kalangan masyarakat.

Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. (Aspek Sosial Ekonomi Pertanian) menegaskan pentingnya percepatan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) sebagai bentuk penguatan daya saing di pasar global. Ia juga menyoroti tantangan petani kecil seperti biaya sertifikasi tinggi, legalitas lahan, dan akses pembiayaan yang terbatas.

Sementara Dr. Ummi Kalsum, S.K.M., M.K.M. (Aspek Gizi/Kesehatan) menekankan pentingnya pemahaman ilmiah terhadap minyak sawit. “Kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor utama: lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan. Minyak sawit tidak menyebabkan kanker atau obesitas bila dikonsumsi secara wajar. Kandungan antioksidannya justru bermanfaat bagi tubuh,” jelasnya.

Seminar dan bedah buku ini menegaskan bahwa industri sawit merupakan sektor strategis yang tidak hanya menopang ekonomi nasional, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan.
“Melalui kegiatan ilmiah seperti ini, kita berharap masyarakat mampu membedakan antara mitos dan fakta, serta melihat sawit sebagai komoditas unggulan yang berkelanjutan,” tutup Dr. Erni Achmad.(Red) 

/* script Youtube Responsive */